Sunday, March 16, 2014

Laporan III Praktek Audio Radio - " Penguat Daya Audio"



Laporan III
Praktek Audio & Radio
“Penguat Daya Audio”





Oleh :
Nama   : Etika Harukma Putri
Nim      : 1206219
Prodi    : Pendidikan Teknik Elektronika



Teknik Elektronika
Universitas Negeri Padang
2014











A.    TUJUAN
1.      Mampu merakit rangkaian Power Amplifier (Penguat daya suara dengan IC.
2.      Mengetahui fungsi rangkaian penguat daya pada sistem audio
3.      Mengetahui karakteristik kerja rangkaian penguat daya pada sistem audio.
4.     Mampu melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian penguat daya.

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Trainer Audio 1 Set                 8.  IC LA4440                        = 1 buah
2.      Osiloskop Dual Beam 1 set     9.  C1 47 µF/10V                   = 1 buah
3.      Multimeter 1 set                      10.C3 100 µF/10V                 = 1 buah
4.      AFG 1 set                                


C.    TEORI DASAR
            Pada rangkaian audio seringkali sinyal audio yang diproses harus diperbesar level dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu mendengarkan suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat pendengaran terganggu. Untuk Melakukan hal ini diperlukan rangkaian penguat (amplifier) yang didalamnya terdapat komponen tertentu yang mampu melakukan penguatan frekuensi audio. Seperti transistor bipolar, transistor efek medan (FET), tabung katoda, bahkan menggunakan rangkaian terpadu (IC).


            Audio Amplifier adalah sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari sumber-sumber sinyal yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker dengan level tertentu sesuai kebutuhan.
1.  Input Sinyal
Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player, Tape, Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke penguat awal/ penguat depan (pre-amp)
2.  Penguat Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-masing sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan harus mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.
3.  Pengatur Nada (Tone Control)
Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada speaker agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang mempunyai banyak kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan Rangkaian Equalizer. Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian filter.
4.  Penguat Akhir (Power Amplifier)
Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat akhir adalah impedansi output yang rendah  antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.
Karena kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan dibutuhkan sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat akhir karena terlalu panas.
5.  Speaker
Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya sebuah speaker biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi speaker antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.
 Rangkaian penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuat sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin.
Pada rangkaian penguat pada suatu sistem audio, rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara lain rangkaian penguat awal yang dikenal dengan rangkaian pre-amp, rangkaian filtter (tune control) dan rangkaian penguat akhir (power amplifier) yang akan menggerakkan speaker yang akan menghasilkan suara sehingga bisa didengarkan oleh telinga.


D.    LANGKAH KERJA
1.      Melengkapi peralatan, bahan pratikum yang akan digunakan, dan memeriksa terlebih dahulu peralatan, komponen apakah dalam keadaan baik dan dalam keadaan bekerja.

2.      Merakit rangkaian penguat audio pada trainer (education trainer kit) dengan skema rangkaian sperti pada gambar di bawah (rangkaian mono), kemudian menghidupkan rangkaian sehingg mmenghasilkan suara pada speaker dengan suara yang jelas dan tanpa cacat.
3.      Melepaskan hubungan input rangkaian amplifier (input terbuka) dari rangkaian lainnya sehigga output amplifier pada loudspeaker tidak mengeluarkan suara. 


 4.      Menghubungkan AFG praada bagian input rangkaian amplifier dan menghubungkan chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 pada osiloskop(tanpa rangkaian input).
5.      Mengatur input AFG pada posisi 1 kHz dengan amplitudo sebesar 100mVp-p, hitunglah tegangan output yang dihasilkan.
6.      Mengatur amplitudo sinyal input AFG pada posisi minimum dan melihat sinyal output yang terbaca lalu mengatur amplitudo sinyal input(AFG) sehingga menghasilkan signal output yang tidak cacat, hitung besaran penguatan maksimum dari amplifier trainer kemudian hitung besar penguatan dari rangkaian.
7.      Gunakan sumber audio lain lalu pasang potensio meter 1000kΩ pada input power yang diatur pada posisi minimum dan melakukan perubahan pada pengaturan volume pada posisi minimum, tengah dan maksimum lalu menggambarkan bentuk dari tiga keadaan tersebut.

E.     HASIL PENGAMATAN
1.      Tegangan output  yang dihasilkan pada posisi 1 kHz dengan amplitudo 100mVp-p
Frekuensi  = 1kHz
·         Time/DIV=500 us
V input =  1,4 x 100 mV
                        = 0,14 Vp-p

V output          =  6 x 2 V
                        = 12 Vp-p

Vo/Vi  = 12 Vp-p / 0,14 Vp-p
            =  85,71

Penguatan (dB) = 20 log 85,71
                          = 20 x 1,933
                          = 38,66 dB    

      2.      Sinyal output ketika sinyal input(AFG) pada posisi minimum

Sinyal input     = 0,6 x 20 mV
                         = 12 mVp-p
 
Sinyal output    = 5,8 x 1 Vp-p
                          = 5,8 Vp-p

Penguatan (dB) = 20 log Vo/Vin
                          = 20 log 5,8/0,012
                          = 20 log 483,33
                          = 20 x 2,68
                          = 53,68 dB

3. Bentuk Sinyal Potensio posisi tengah




4. Bentuk sinyal Potensio posisi maksimum


F.     EVALUASI DAN PENUGASAN
1.      Apa yang terjadi pada saat posisi volume rangkaian amplifier pada posisi maksimum?
Jawab :Pada saat posisi volume rangkaian amplifier  maksimum nilai Vo akan semakin besar.

2.      Apa fungsi rangkaian tone kontrol pada langkah no 7 ?
Jawab :Untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah. Pada pengatur bagian nada Bass, berfungsi menguatkan sinyal frekuensi rendah, sedangkan pada bagian nada treble  berfungsi menguatkan sinyal frekuensi tinggi.

3.       Apa fungsi pre-amp,tone kontrol,equalizer,power amplifier serta loudspeaker pada system audio?
* Fungsi pre-amp sebagai penguat awal,sinyal yang keluar dari microphon(transducer) masuk ke dalam pre-amp,rangkaian pre-amp mengolah sinyal yang masuk ke level-level tertentu yang kemudian diteruskan kedalam rangkaian power amplifier(penguat akhir).
* Fungsi equalizer adalah untuk menyamakan suara speaker mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti suara aslinya.
* Fungsi tone kontrol merupakan perangkat yang digunakan untuk mengatur nada suara asli, dapat mengubah tingkat dan warna nada.
* Fungsi power amplifier sebagai penguat akhir dari preamplifier menuju ke driver speaker, menguatkan signal suara yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya(loudspeaker).
* Fungsi Loudspeaker  mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet menjadi gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari penguat audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga akan menggerakkan membran, Kuat lemahnya arus listrik yang diterima, akan mempengaruhi getaran pada membran, bergetarnya membran ini menghasilkan gelombang bunyi yang dapat kita dengar.

G.    KESIMPULAN

1.      Rangkaian penguat pada suatu sistem audio, rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara lain rangkaian penguat awal yang dikenal dengan rangkaian pre-amp, rangkaian filtter (tune control) dan rangkaian penguat akhir (power amplifier) yang akan menggerakkan speaker yang akan menghasilkan suara sehingga bisa didengarkan oleh telinga.
2.      Tone kontrol pada sistem audio berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi.
3.      Rangkaian penguat daya berfungsi untuk memproses sinyal audio dimana sinyal audio yang diproses harus diperbesar level dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu mendengarkan suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat pendengaran terganggu.

No comments:

Post a Comment