Laporan III
Praktek Audio &
Radio
“Penguat Daya Audio”
Oleh :
Nama : Etika
Harukma Putri
Nim :
1206219
Prodi :
Pendidikan Teknik Elektronika
Teknik Elektronika
Universitas Negeri
Padang
2014
A. TUJUAN
1. Mampu merakit rangkaian Power Amplifier
(Penguat daya suara dengan IC.
2. Mengetahui fungsi rangkaian penguat daya
pada sistem audio
3. Mengetahui karakteristik kerja rangkaian
penguat daya pada sistem audio.
4. Mampu
melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian
penguat daya.
B. ALAT DAN BAHAN
1.
Trainer Audio 1 Set
8. IC LA4440
= 1 buah
2.
Osiloskop Dual Beam 1 set 9. C1 47
µF/10V
= 1 buah
3.
Multimeter 1 set
10.C3 100
µF/10V
= 1 buah
4.
AFG 1
set
C. TEORI
DASAR
Pada rangkaian audio seringkali sinyal audio yang diproses harus diperbesar
level dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan
loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat
pendengaran terganggu. Untuk Melakukan hal ini diperlukan rangkaian penguat
(amplifier) yang didalamnya terdapat komponen tertentu yang mampu melakukan
penguatan frekuensi audio. Seperti transistor bipolar, transistor efek medan
(FET), tabung katoda, bahkan menggunakan rangkaian terpadu (IC).
Audio Amplifier adalah sebuah
alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari sumber-sumber sinyal yang
masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker dengan level tertentu
sesuai kebutuhan.
1. Input Sinyal
Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara
lain dari CD/DVD Player, Tape, Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll.
Masing-masing sumber sinyal tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Bagian Input sinyal harus mempu mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga
sama pada saat dimasukkan ke penguat awal/ penguat depan (pre-amp)
2. Penguat
Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan
penyesuai level dari masing-masing sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur
nada. Hal ini bertujuan agar saat proses pengaturan nada tidak terjadi
kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan harus mempunyai
karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.
3. Pengatur Nada
(Tone Control)
Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize) suara
yang dihasilkan pada speaker agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada
minimal mempunyai pengaturan untuk nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada
juga jenis pengatur nada yang mempunyai banyak kanal pengaturan pada frekuensi
tertentu yang biasa disebut dengan Rangkaian Equalizer. Prinsip dasar
pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian
filter.
4. Penguat Akhir
(Power Amplifier)
Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang
bertujuan memperkuat sinyal dari pengatur nada agar bisa menggetarkan membran
speaker. Penguat akhir biasanya menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau
kelas AB. Syarat utama sebuah penguat akhir adalah impedansi output yang
rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.
Karena kerja dari penguat akhir sangat berat maka
biasanya akan timbul panas dan dibutuhkan sebuah plat pendingin untuk mencegah
kerusakan komponen transistor penguat akhir karena terlalu panas.
5. Speaker
Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal suara. Semakin besar daya sebuah speaker biasanya semakin besar pula
bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi menjadi tiga, yaitu Woofer (bass),
Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi speaker antara 4 ohm, 8 ohm dan
16 ohm.
Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan
subwoofer, yaitu speaker yang mampu mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi
yang sangat rendah dibawah woofer.
Rangkaian
penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuat sinyal pada range
frekuensi audio yaitu frekuensi 20Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan
penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin.
Pada rangkaian
penguat pada suatu sistem audio, rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara
lain rangkaian penguat awal yang dikenal dengan rangkaian pre-amp, rangkaian
filtter (tune control) dan rangkaian penguat akhir (power amplifier) yang akan
menggerakkan speaker yang akan menghasilkan suara sehingga bisa didengarkan
oleh telinga.
D. LANGKAH
KERJA
1.
Melengkapi peralatan, bahan pratikum yang akan digunakan, dan memeriksa
terlebih dahulu peralatan, komponen apakah dalam keadaan baik dan dalam keadaan
bekerja.
2.
Merakit rangkaian penguat audio pada trainer (education trainer kit) dengan
skema rangkaian sperti pada gambar di bawah (rangkaian mono), kemudian
menghidupkan rangkaian sehingg mmenghasilkan suara pada speaker dengan suara
yang jelas dan tanpa cacat.
3.
Melepaskan hubungan input rangkaian amplifier (input terbuka) dari rangkaian
lainnya sehigga output amplifier pada loudspeaker tidak mengeluarkan suara.
4. Menghubungkan AFG praada bagian input
rangkaian amplifier dan menghubungkan chanel 1 osiloskop dan output pada chanel
2 pada osiloskop(tanpa rangkaian input).
5. Mengatur input AFG pada posisi 1 kHz
dengan amplitudo sebesar 100mVp-p, hitunglah tegangan output yang dihasilkan.
6. Mengatur amplitudo sinyal input AFG pada
posisi minimum dan melihat sinyal output yang terbaca lalu mengatur amplitudo
sinyal input(AFG) sehingga menghasilkan signal output yang tidak cacat, hitung
besaran penguatan maksimum dari amplifier trainer kemudian hitung besar
penguatan dari rangkaian.
7. Gunakan sumber audio lain lalu pasang
potensio meter 1000kΩ pada input power yang diatur pada posisi minimum dan
melakukan perubahan pada pengaturan volume pada posisi minimum, tengah dan
maksimum lalu menggambarkan bentuk dari tiga keadaan tersebut.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tegangan output yang dihasilkan pada
posisi 1 kHz dengan amplitudo 100mVp-p
Frekuensi = 1kHz
·
Time/DIV=500 us
V input = 1,4 x 100 mV
V output =
6 x 2 V
=
12 Vp-p
Vo/Vi = 12 Vp-p
/ 0,14 Vp-p
= 85,71
Penguatan (dB) = 20 log 85,71
= 20 x 1,933
2.
Sinyal output ketika sinyal input(AFG) pada posisi minimum
Sinyal
input = 0,6 x 20 mV
= 12 mVp-p
Sinyal
output = 5,8 x 1 Vp-p
= 5,8
Vp-p
Penguatan (dB)
= 20 log Vo/Vin
= 20 log 5,8/0,012
= 20 log 483,33
= 20 x 2,68
= 53,68 dB
3. Bentuk Sinyal
Potensio posisi tengah
4. Bentuk sinyal
Potensio posisi maksimum
F. EVALUASI DAN PENUGASAN
1. Apa yang terjadi pada saat posisi
volume rangkaian amplifier pada posisi maksimum?
Jawab :Pada saat posisi volume rangkaian
amplifier maksimum nilai Vo akan semakin
besar.
2. Apa fungsi rangkaian tone kontrol pada
langkah no 7 ?
Jawab :Untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah.
Pada pengatur bagian nada Bass, berfungsi menguatkan sinyal frekuensi rendah,
sedangkan pada bagian nada treble
berfungsi menguatkan sinyal frekuensi tinggi.
3.
Apa fungsi pre-amp,tone
kontrol,equalizer,power amplifier serta loudspeaker pada system audio?
* Fungsi pre-amp sebagai penguat awal,sinyal yang keluar dari
microphon(transducer) masuk ke dalam pre-amp,rangkaian pre-amp mengolah sinyal
yang masuk ke level-level tertentu yang kemudian diteruskan kedalam rangkaian
power amplifier(penguat akhir).
* Fungsi equalizer adalah untuk menyamakan suara speaker
mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti suara
aslinya.
* Fungsi tone kontrol merupakan perangkat yang digunakan
untuk mengatur nada suara asli, dapat mengubah tingkat dan warna nada.
* Fungsi power amplifier sebagai penguat akhir dari preamplifier menuju
ke driver speaker, menguatkan signal suara yang telah dinyatakan dalam bentuk
arus listrik pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di
bagian outputnya(loudspeaker).
* Fungsi Loudspeaker mengubah gelombang listrik
menjadi getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet
menjadi gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari
penguat audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga akan
menggerakkan membran, Kuat lemahnya arus listrik yang diterima, akan
mempengaruhi getaran pada membran, bergetarnya membran ini menghasilkan
gelombang bunyi yang dapat kita dengar.
G. KESIMPULAN
1.
Rangkaian penguat pada
suatu sistem audio, rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara lain
rangkaian penguat awal yang dikenal dengan rangkaian pre-amp, rangkaian filtter
(tune control) dan rangkaian penguat akhir (power amplifier) yang akan
menggerakkan speaker yang akan menghasilkan suara sehingga bisa didengarkan
oleh telinga.
2. Tone
kontrol pada sistem audio berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass
dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah
sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi.
3. Rangkaian
penguat daya berfungsi untuk memproses sinyal audio dimana
sinyal audio yang diproses harus diperbesar level dayanya sampai mencapai suatu
besar tertentu untuk menggerakkan loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya
besar sehingga telinga mampu mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
loudspeaker dan bahkan membuat pendengaran terganggu.
No comments:
Post a Comment