Monday, March 24, 2014

Laporan IV Praktek Audio Radio - Tone Control


Laporan IV
Praktek Audio Radio
“Tone Control”


Berkas:Lambang UNP.jpg


Oleh :
Nama       : Etika Harukma Putri
Nim           : 1206219
Group       : 2E6


Teknik Elektronika
Universitas Negeri Padang
2014

A.      Tujuan:

Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:

1.      Merakit rangkaian Tone Control (Pengatur Nada) dan Power Amplifier.
2.      Mengetahui fungsi rangkaian Tone Control pada sistem audio
3.      Mengetahui karakteristik kerja rangkaian Tone Control pada sistem audio
4.      Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian Tone Control.

B.      Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:
1.      Osiloskop Dual Beam                                     = 1 set
2.      Multimeter                                                        = 1 set
3.      AFG                                                                       = 1 set
4.      Kit Power Amplifier + Tone Control         = 1 set
5.      Loudspeaker                                                     = 1 buah
6.      Kabel listrik                                                        = secukupnya
7.      Audio Player                                                      = 1 set




C.      Teori Pendukung
Rangkaian penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20 Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin. Range frekuensi ini juga tergantung dari kemampuan dari loudspeaker. Jika loudspeaker bekerja pada frekuensi Full Range (20 Hz - 20 Khz) ini sangat baik sekali, karena akan di dapat nada yang dinamis pada frekuensi full range. Tapi jika hanya frekuensi tertentu saja yang mampu di reproduksi oleh loudspeaker, maka penggunaan tone control memungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu.
Tone control merupakan rangkaian pengatur nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu Low Pass Filter (LPF) dan Figh Pass Filter (HPF) maupun Band Pass Filter. Sebelum sinyal dikuatkan oleh rangkaian Power Aplifier, rangkaian tone control bekerja dengan mengatur nada yang akan dilewatkan pada rangkaian power amplifier, sehingga akan di dapatkan nada sesuai dengan respon frekuensi pada loudspeaker dan akan di dapatkan hasil (suara) pada loudspeaker yang sesuai dengan keinginan pengguna.


 


                Gambar 1. Blok Rangkaian Audio Amplifier sederhana


D. Langkah Kerja Praktikum

 

1 . Melengkapi peralatan dan bahan praktikum yang akan digunakan, memeriksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan bekerja 

2.        Merakit rangkaian Power Amplifier dan Tone Control sesuaikan dngan skema rangkaian seperti pada gambar di bawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian sehingga output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh dengan tangan.
3.        Mengatur pengaturan nada volume, Bass dan trable pada posisi tengah.
4.        Menghubungkan AFG pada bagian input rangkaian amplifier serta hubungkan ke chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 pada osiloskop
5.        Mengatur input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitudo sebesar 50 mVp-p, berapa
tegangan output yang dihasilkan  3,2 Vp-p, dan tentukan juga beda fase 
ɸ = 20o

Gambarkan Bentuk Sinyal  

6.      Mengatur Volume hingga menghasilkan sinyal output yang dapat terbaca dan tidak cacat 10 Vp-p . Berapa besar penguatan dari rangkaian yang digunakan 34,42 dB.
Vo   = 5 x 2 V = 10 Vp-p
Vin  = 3,8 x 50 mV = 190 mVp-p

Penguatan : 20 Log 10/0,19
          = 20 Log 52,63
          = 20 x 1,72
          = 34,42 dB



7.      Mengulangi langkah 6, mengatur posisi tone control dan ukur tegangan output (Volume dan Amplitudo AFG tidak dirubah).





Tabel Pengamatan
A.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum,  Treble = Minimum

 


Kurva  V output (Vpp)



   
Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
0,75 Vp-p
T. Cacat

250 Hz
1,9 Vp-p
T. Cacat

500 Hz
3,8 Vp-p
T. Cacat

750 Hz
4,6 Vp-p
T. Cacat

1000 Hz
4,6 Vp-p
T. Cacat

1500 Hz
4,8 Vp-p
T. Cacat

2000 Hz
4,6 Vp-p
T. Cacat

5000 Hz
2,6 Vp-p
T. Cacat

10000 Hz
1,2 Vp-p
T. Cacat

15000 Hz
0,8 Vp-p
T. Cacat

20000 Hz
0,6 Vp-p
T. Cacat




B.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum,  Treble  = Tengah


Kurva  V output (Vpp)

Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
2,8 Vp-p
T. Cacat

250 Hz
2,8 Vp-p
Cacat

500 Hz
2,8 Vp-p
Cacat

750 Hz
2,8 Vp-p
Cacat

1000 Hz
2,8 Vp-p
Cacat

1500 Hz
2,8 Vp-p
Cacat

2000 Hz
2,8 Vp-p
Cacat

5000 Hz
12 Vp-p
Cacat

10000 Hz
12 Vp-p
Cacat

15000 Hz
12 Vp-p
Cacat

20000 Hz
12 Vp-p
Cacat



C. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = tengah, Treble = Minumum


Kurva  V output (Vpp)


Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
13 Vp-p
Cacat

250 Hz
13 Vp-p
Cacat

500 Hz
12 Vp-p
Cacat

750 Hz
12 Vp-p
Cacat

1000 Hz
12 Vp-p
Cacat

1500 Hz
12 Vp-p
Cacat

2000 Hz
12 Vp-p
Cacat

5000 Hz
12 Vp-p
Cacat

10000 Hz
9  Vp-p
T. Cacat

15000 Hz
5 Vp-p
T. Cacat

20000 Hz
3         Vp-p
T. Cacat



D. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = tengah, Treble = Tengah

Kurva  V output (Vpp)


 
Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
12 Vp-p
Cacat

250 Hz
12 Vp-p
Cacat

500 Hz
12 Vp-p
Cacat

750 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

1000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

1500 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

2000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

5000 Hz
12 Vp-p
Cacat

10000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

15000 Hz
12 Vp-p
Cacat

20000 Hz
12 Vp-p
Cacat



E. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum, Treble = Max


Kurva  V output (Vpp)



Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
2,8 Vp-p
T. Cacat

250 Hz
12 Vp-p
Cacat

500 Hz
12 Vp-p
Cacat

750 Hz
12 Vp-p
Cacat

1000 Hz
12 Vp-p-p
Cacat

1500 Hz
12 Vp-p
Cacat

2000 Hz
12 Vp-p
Cacat

5000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

10000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

15000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

20000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat




F. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, Treble = Min


Kurva  V output (Vpp)


Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
13 Vp-p
Cacat

250 Hz
13 Vp-p
Cacat

500 Hz
13 Vp-p
Cacat

750 Hz
13 Vp-p
Cacat

1000 Hz
13 Vp-p
Cacat

1500 Hz
12 Vp-p
Cacat

2000 Hz
12 Vp-p
Cacat

5000 Hz
12 Vp-p
Cacat


10000 Hz
8 Vp-p
T. Cacat


15000 Hz
5 Vp-p
T. Cacat


20000 Hz
3         Vp-p
T. Cacat



G. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Tengah, Treble = Max


Kurva  V output (Vpp)


Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
12,5 Vp-p
Cacat



250 Hz
12,5 Vp-p
Cacat
500 Hz
12,5 Vp-p
Cacat
750 Hz
11 Vp-p
Cacat

1000 Hz
11 Vp-p
Cacat
1500 Hz
11 Vp-p
Cacat
2000 Hz
11 Vp-p
Cacat
5000 Hz
11 Vp-p
Cacat
10000 Hz
11 Vp-p
Cacat
15000 Hz
11 Vp-p
Cacat
20000 Hz
11 Vp-p
Cacat


H. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, Treble = tengah

Kurva  V output (Vpp)


Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
12,5 Vp-p
Cacat

250 Hz
12,5 Vp-p
Cacat
500 Hz
12 Vp-p
Cacat

750 Hz
12 Vp-p
Cacat
1000 Hz
12 Vp-p
Cacat
1500 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

2000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat
5000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat
10000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat
15000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat
20000 Hz
11 Vp-p
Cacat


I. Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, Treble = Max

Kurva  V output (Vpp)
 

Frekuensi Input
( Vo = 100 mVp-p )
Besar Tegangan Output /Vo
(Signal Pada Speaker )
Keterangan
Bentuk Sinyal
100 Hz
12,5 Vp-p
Cacat

250 Hz
12,5 Vp-p
Cacat

500 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

750 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

1000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

1500 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

2000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat

5000 Hz
11 Vp-p
Cacat

10000 Hz
11 Vp-p
Cacat

15000 Hz
12 Vp-p
Cacat

20000 Hz
11,5 Vp-p
Cacat




E.  Evolusi/Penugasan

1.       pada saat posisi Volume rangkaian amplifier pada posisi maksimum, Keluaran atau sinyal output menjadi cacat atau tidak sempurna

2.       Peralatan-Peralatan filter audio:
a.       Equalizer graphic & Parametrik

pesawat equalizer graphic maupun parametrik sama-sama berfungsi untuk mengatur pelemahan atau penonjolan bunyi pada frekuensi tertentu yang dihasilkan kehendaki dari pemakai ( User ) dimana equalizer terdiri dari filter-filter yang dapat diatur untuk menonjolkan atau meredam sinyal pada daeah frekuensi tertentu
Pesawat equalizer digunakan apabila user menginginkan nada dengan frekuensi rendah ( bass ) yang lebih dominan, atau juga menginginkan nada atau frekuensi tinggi ( trible) yang lebih, dominan atau kombinasi dari keduanya.
b.      Pesawat Audio Mixer & Audio Recorder
Pesawat Audio Mixer ataupun Audio recorder dalam penggunaannya difungsikan untuk mencampur beberapa sumber sinyal suara misalnya dari mikrophone, tape, alat musik yang kemudian hasil pencampuran tersebut menghasilkan suatu keluaran (output) sinyal suara. Selaiin itu juga bisa difungsikan untuk merekanm hasil sinyal keluaran (output) yang dihasilkan dari proses pencampuran sinyal suara tersebut. Sumber masukan untuk audio mixer ini memiliki amplitudo yang berbeda serta karakteristik bunyi yang berbeda pula, sehingga setiap sumber bunyi memerlukan pengaturan volume, frekuensi, dan pengaturan lainnya

No comments:

Post a Comment