Laporan 1
Praktek Audio Radio
Penguat Sinyal Lemah
Oleh :
Nama : Etika Harukma Putri
Nim : 1206219
Prodi : Pendidikan Teknik Elektronika
Teknik Elektronika
Universitas Negeri Padang
A. TUJUAN
- Memahami konsep signal audio flow pada peralatan audio.
- Mengetahui dan mempelajari penguat sinyal lemah yang dilakukan rangkaian operasional amplifier.
- Mengetahui karakteristik penguatan yang dilakukan IC741.
- Mengetahui dan mempelajari cara resistansi input, resistansi output dan faktor penguatan dari konfigurasi rangkaian penguat percobaan ini.
B.
ALAT DAN BAHAN
- Power supply.
- AFG.
- Osiloskop.
- Multimeter.
- Kabel-kabel.
- Breadboard.
- IC LM741 X1.
- Elco 1µf / 50V X1.
- Pot 100K X1.
- Resistor 100K X2.
- Resistor 1K X1.
C.
TEORI SINGKAT
Signal audio adalah signal suara
yang bekerja pada range frekuensi 20 HZ- 20 KHZ yang mampu direspon oleh alat
pendengar manusia(telinga). Signal audio analog yang mampu didengar oleh alat
pendengar manusia ini dapat direproduksi melalui peralatan elektronik yang
dikenal dengan audio amplifier.
Peralatan audio merupakan peralatan
elektronik tertua didunia sejak ditemukannya komponen elektronik penguat tabung
hampa dan kemudian ditemukannya transistor dengan bahan semikonduktor yang
berfungsi sebagai penguat sinyal listrik analog dan mampu melakukan penguatan
hingga ribuan kali penguatan, hingga sekarang ditemukannya peralatan elektronik
terintegrasi (IC) yang dapat melakukan penguatan seperti tabung hampa dengan
berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Dalam semua bidang teknologi audio,
desibel digunakan untuk mengekspresikan tingkatan sinyal dan perbedaan tekanan
suara, daya, tegangan, dan arus. Alasan decibel yang demikian ini berguna untuk
mengukur perbandingan dalam cakupan angka-angka kecil untuk menyatakan suatu
besaran. Desibel juga bisa di pertimbangkan dari pandangan segi
psychoacoustical untuk menghubungkan secara langsung tujuan stimuli yang paling
berhubungan dengan perasaan pendengaran manusia.
Peralatan audio amplifier banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alat pemutar compact disk (CD)
dan penguat suara, pengeras suara di masjid, teknologi sistem tata suara
panggung/band yang dikenal dengan sound system, bahkan system audio
broadcasting audio di studio radio dan televisi. Peralatan audio dapat
dikatagorikan menjadi beberapa bagian antara lain :
1 Peralatan
reproduksi audio yang berfungsi untuk menghasilkan sumber signal suara seperti
CD player, tape player, radio penerima, microphone, synthesizer, audio
simulator dan lain-lain.
2
Peralatan pre-amplifier berfungsi sebagai penguat awal yang akan
memperkuatkan signal audio yang dihasilkan oleh peralatan reproduksi sehingga
level signal menjadi besaran tertentu.
3
Peralataan filter berfungsi sebagai pengaturan nada yang akan bekerja
melewatkan atau memotong frekuensi tertentu dengan konsep low band filter atau
high band filter.
4 Peralatan penguat daya
berfungsi sebagai penguat signal besar yang akan menggerakan pengeras suara
(loudspeaker) dan merubah besaran listrik menjadi besaran akustik yang dapat
didengar oleh telinga. Kekuatan signal akustik yang akan didengar oleh telinga
manusia tergantung dari besar diameter loudspeaker dan kekuatan daya dari
sistem penguat daya.
Secara umum dan sederhana blok
diagram audio dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Di
dalam jobsheet pertama ini kita akan coba mempraktekan bagaimana penguat awal
bekerja. Penguat awal atau biasa disebut dengan preamplifier (Pre-Amp) merupakan
bagian dari sistem audio akan memperkuatkan signal yang dihasilkan dari
peralatan reproduksi audio. Signal yang dihasilkan oleh peralatan reproduksi
yang masih lemah akan diperkuatan ke dalam besaran dan gangguan signal(nois).
Penguat awal yang menggunakan IC operasional amplifier(OP-AMP) dikarenakan
sistem ini lebih gampang didalam perakitan dan rendah terhadap gangguan signal
(nois).
Penguat operasional adalah suatu
blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Op-amp biasa
terdapat dipasaran berupa rangkaian terpadu(integrated circuit-IC). Dalam bentuk
paket praktis IC seperti tipe 741 seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar
2. Rangkaian dasar penguat operasional
IC 741 memiliki masukan tak membalik
v+ (non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika
isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah
frekuensi tengah isyarat keluaran akan “ berlawanan fase ” (berlawan tanda
dengan isyarat masukan). sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan tak membalik(v+), maka isyarat keluaran akan “ sefase ”. sebuah Op-Amp
biasanya memerlukan catu daya 15V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu
daya ini biasanya dihilangkan. Data keadaan ideal Op-Amp dan kinerja IC 741
seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Parameter
|
Data
|
Harga Ideal
|
Tegangan offset masukan, Vio
|
2 mV
|
0
|
Arus offset masukan, Iio
|
20nA
|
0
|
Arus panjar masukan, IB
|
80 nA
|
0
|
Nisbah penolakan modus bersama (CMRR), ρ
|
90 dB
|
ω
|
Pergeseran dari Iio
|
1 nA/ ̊ C
|
0
|
Pergeseran dari Vio
|
25 µA/ ̊ C
|
0
|
Frekuensi penguatan tunggal (unity gain frequency)
|
1MHz
|
∞
|
Bandwidth daya penuh
|
10 KHz
|
∞
|
Penguatan diferensial lingkaran terbuka , A
|
105 dB
|
∞
|
Hambatan keeluaran lingkaran terbuka, Ro
|
75 Ω
|
0
|
Hambatan keluaran lingkaran tertutup, Ri
|
2 M
|
∞
|
Pada gambar diatas
disajikan Op-Amp yang terangkai sebagai penguat inverting. Sinyal input
diumpankan ke input inverting (-) Op-Amp melalui R1, yang disebut elemen input.
Tahanan R2 adalah elemen umpan balik. Dalam penguat inverting, tegangan output
diberikan bersamaan:
Vo
= -(R2/R1). V1
Penguatan
dari rangkaian diatas adalah:
Acl = Vo/Vi
atau – (R2/R1)
Penguatan dalam Satuan Desibel (dB)
Sering
kita mendengar istilah desibel. Desibel (disingkat dB) adalah sebuah satuan
yang didapatkan dari perbandingan dua besaran sejenis (biasanya daya). Ini
berarti tidak ada satuannya. Memang perbandingan dari dua besaran tersebut akan
menghilangkan satuan. Tapi, agar tidak membingungkan,
kita biasa menambahkan satuan dB di belakang angkanya. Terlebih lagi,
perbandingan di sini tidak hanya sekedar hasil bagi dari dua besaran, melainkan
logaritma dari hasil pembagian tersebut, jadi kita harus membedakan dengan
besaran-besaran tanpa satuan lainnya. Kemudian, jangan lupa kalikan 10 setelah
mendapatkan hasilnya, jika tidak satuannya akan berubah menjadi Bel (1 Bel = 10
dB).
Dalam
teknik komunikasi (juga dalam teknik Audio ), kita hendak menyatakan daya,
perbandingan tegangan dan perbandingan arus sebaiknya secara logaritma. Satuan
yang dipakai untuk menyatakan perbandingan secara logaritma adalah Bel.
D. LANGKAH
KERJA
1.
Menyusun
rangkaian pembalik op – amp DC seperti terlihat pada gambar 4. Menggunakan
sumber DC variabel sebagai catu daya untuk A741.
2.
Memberikan
catu tegangan untuk rangkaian percobaan dengan catu tegangan 9 Volt DC.
3.
Menghidupkan
IC dengan menghubungkannya dengan catu daya.Atur potensio 100 K pada posisi
tengah. Tegangan keluaran yang terukur (dengan multimeter) pada kaki – kaki Vo
dan menunjukkan nilai sebesar 5 V.(dalam
keadaan Vi terbuka)
4.
Polaritas
keluaran dibandingkan dengan isyarat masukan belum ada sinyal
5.
Memasang AFG
pada input dengan isyarat input 400 Hz, dan mengatur keluaran sumber AC
tersebut pada harga yang terendah (mendekati 0).
6.
Menghubungkan
osiloskop ke kaki-kaki Vo (menggunakan kapasitor (C2) 1uF secara seri dengan
VO).
7.
Menyalakan
pencatu daya dan AFG dan Osciloscope. Secara hati – hati atur besarnya isyarat
masukan sinusoida sampai mencapai harga maksimum dimana isyarat keluaran tidak
mengalami kecacatan (distorsi). Besarnya tegangan puncak – ke – puncak keluaran
yang terbaca di osiloskop adalah sebesar CH1= 0,09 Vp-p yaitu pada sinyal warna kuning
Dan CH2= V= 4,8 X 1 V = 4,8 Volt
8.
Menghitung
besarnya penguatan tegangan dari penguat dengan menggunakan rumus yang ada, dan
tentu penguatan dalam satuan dB adalah 10 mV x 1,8=18mV
Penguatan =
10 log Vo/Vin
= 10 log 4,8/0,09
=
10 log 53,33
= 10 (1,726)
= 17,26 dB
9.
Mengatur 3
keadaan sinyal input 1) sinyal input maksimum hingga tidak terjadi distorsi
pada output (tampilan osiloskop); 2) sinyal minimum dan 3) sinyal tengah –
tengah. Masukan ketabel pengamatan
Simulasi dengan EWB
Gambar Gelombang
Potensio pada posisi minimum
|
Potensio pada posisi tengah
|
Potensio pada posisi Maximum
|
KESIMPULAN
1. Pada harga terendah terdapat noise pada sinyal outpun dan input
2.
Pada saat potensio yang diubah
– ubah atau diatur maka nilai sinyal output akan berubah ubah pula sedangkan
nilai inputnya tidak.
3. Sinyal input dan sinyal output mengalami perobahan pada saat AFG diatur begitu juga pada saat pontensio
diatur namun sinyal input yang mengalami perobahan sinyal sedangkan sinyal
input tidak berpengaruh
No comments:
Post a Comment